Teknik Peta Kompas
adalah
menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (secara praktis menyamakan
utara peta dengan utara magnetis). Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu
mengenal tanda-tanda medan yang ada dilokasi. Ini bisa dilakukan dengan
menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama gunung, bikit, sungai, atau tanda-tanda
medan lainnya, atau dengan mengamati kondisi bentang alam yang terlihat dan
mencocokkan dengan gambar kontur yang ada dipeta, untuk keperluan praktis,
utara magnetis dianggap sejajar dengan utara sebenarnya, tanpa memperlitungkan
adanya deklinasi.
Langkah-langkah orientasi peta :
a) Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok;
b)
Letakkan peta pada bidang datar;
c) Letakkan kompas diatas peta dan sejajarkan
antara arah utara peta dengan utara
magnetis/utara kompas, dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentang alam yang dihadapi
magnetis/utara kompas, dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentang alam yang dihadapi
d) Cari tanda-tanda medan yang
paling
menonjol disekeliling dan temukan tanda medan tersebut dipeta, lakukan untuk
beberapa tanda medan.
e) Ingat tanda medan itu, bentuknya dan
tempatnya dimedan sebenarnya maupun dipeta, ingat-ingat tanda medan yang khas
dari setiap tanda medan.
2. Azimuth dan Back Azimuth
Azimuth ialah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat) dengan titik/sasaran yang kita tuju,azimuth juga sering disebut sudut kompas, perhitungan searah jarum jam.
Ada tiga macam azimuth yaitu :
a) Azimuth Sebenarnya,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara sebenarnya dengan titik sasaran;
b) Azimuth Magnetis,yaitu sudut yang dibentuk antara utara kompas dengan titik sasaran;
c) Azimuth Peta,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara peta dengan titik sasaran.
back Azimuth adalah besar sudut kebalikan/kebelakang dari azimuth. Cara menghitungnya : bila sudut azimuth lebih dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth kurang dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth = 180 derajat maka back azimuthnya adalah 0 derajat
atau 360 derajat.
3. Resection
Resection adalah menentukan kedudukan/ posisi di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik resection membutuhkan bentang alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda medan. Tidak selalu tanda medan harus selalu dibidik, jika kita berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu satu tanda medan lainnya yang dibidik.
Langkah-langkah resection :
a) Lakukan orientasi peta;
b) Cari tanda medan yang mudah dikenali dilapangan dan di peta,
minimal dua buah;
c) Dengan penggaris buat salib sumbu pada pusat tanda-tanda medan
itu;
d) Bidik dengan kompas tanda-tanda
medan itu dari posisi kita,sudut bidikan dari kompas itu disebut
azimuth;
e) pindahkan sudut bidikan yang didapat
ke peta, dan hitung sudut pelurusnya;
f) perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus
tersebut adalah
posisi kita di peta
4. Intersection
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda)
di pet dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan.
Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang
terlihat dilapangan, tetapi sukar untuk dicapai. Pada intersection, kita sudah
yakin pada posisi kita di peta. Langkah-langkah melakukan intersection : a)
lakukan orientasi medan, dan pastikan posisi kita; b)bidik obyek
yang kita amati; c) pindahkan sudut yang kita dapat dipeta; d) bergerak
ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut
di peta, lakukan langkah b dan c; e) perpotongan garis
perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi
obyek yang dimaksud.
5. Koreksi sudut
Pada pembahasan utara telah dijelaskan bahwa utara sebenarnya dan
utara kompas berlainan. Hal ini sebetulnya
tidaklah begitu menjadi masalah penting jika selisih sudutnya
sangat kecil, akan tetapi pada beberapa tempat,
selisih sudut/deklinasi sangat besar sehingga perlu dilakukan
perhitungan koreksi sudut yang didapat dari
kompas(azimuth)yaitu :
A. Dari kompas (K) dipindahkan ke peta (P): P= K +/- (DM +/- VM)
B. Dari peta( P) dipindahkan ke kompas (K): K= P +/- (DM +/- VM)
Keterangan:
Tanda +/- diluar kurung untuk DM (deklinasi magnetis/iktilaf
magnetis)
= dari K ke P: DM ke timur tanda (+), DM ke barat tanda (-) = dari
P ke K: DM ke timur tanda (-), DM ke barat
tanda (+)
Tanda +/- di dalam kurung untuk VM (variasi magnetis)
=tanda (+) untuk increase/naik; tanda (-) untuk decrease/turun.
Contoh Perhitungan:
Diketahui sudut kompas/azimuth 120 derajat, pada legenda peta
tahun 1942 tersebut: DM 1 derajat 30 menit
ketimur, VM 2 menit increase, lalu berapa sudut yang akan kita
pindahkan ke peta?
P= K=+/- (DM +/- VM) ingat! kompas ke peta, DM ke timur VM
increase
besar VM sekarang (2002)= (2002-1942)x 2 menit
= 120 menit= 2 derajat (1 derajat=60 menit)
sudut P= 120 derajat + (1 menit 30 detik + 2 derajat)
= 123 derajat 30 menit, jadi sudut yang dibuat di peta adalah 123
1/2 derajat.
6. Analisa Perjalanan
Analisa perjalanan perlu dilakukan agar kita dapat membayangkan
kira-kira medan apa yang akan kita lalui,
dengan mempelajari peta yang akan dipakai. Yang perlu di analisa
adalah jarak, waktu dan tanda medan.
a. Jarak
Jarak diperkirakan dengan mempelajari dan menganalisa peta, yang
perlu diperhatikan adalah jarak yang
sebenarnya yang kita tempuh bukanlah jarak horizontal. Kita dapat
memperkirakan jarak (dan kondisi medan)
lintasan yang akan ditempuh dengan memproyeksikan lintasan,
kemudian mengalihkannya dengan skala untuk
memperoleh jarak sebenarnya.
b. Waktu
Bila kita dapat memperkirakan jarak lintasan, selanjutnya kita
harus memperkirakan berapa lama waktu yang
diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Tanda medan juga bisa
untuk menganalisa perjalanan dan menjadi
pedoman dalam menempuh perjalanan.
c. Medan Tidak Sesuai Peta
Jangan terlalu cepat membuat kesimpulan bahwa peta yang kita
pegang salah. Memang banyak sungai-sungai
kecil yang tidak tergambarkan di peta, karena sungai tersebut
kering ketika musim kemarau. Ada kampung yang
sudah berubah, jalan setapak yang hilang, dan banyak
perubahan-perubahan lain yang mungkin terjadi.
Bila anda menjumpai ketidaksesuaian antara peta dengan kondisi
lapangan, baca kembali peta dengan lebih teliti,
lihat tahun keluaran peta, karena semakin lama peta tersebut maka
banyak sekali perubahan yang terdapat pada
peta tersebut. Jangan hanya terpaku pada satu gejala yang tidak
ada di peta sehingga hal-hal yang yang dapat
dianalisa akan terlupakan. Kalau terlalu banyak hal yang tidak
sesuai, kemungkinan besar anda yang salah
(mengikuti punggungan yang salah, mengikuti sungai yang salah,
atau salah dalam melakukan resection). Peta
1:50.000 atau 1:25.000 umumnya cukup teliti.
Teknik Analisa Peta
Salah satu faktor yang sangat penting dalam navigasi darat adalah analisa peta. Dengan satu peta, kita diharapkan dapat memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang keadaan medan sebenarnya, meskipun kita belum pernah mendatangi daerah di peta tersebut.
1. Unsur
dasar peta ; Untuk dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya, pertama kali
kita harus cek informasi dasar di peta tersebut, seperti judul peta, tahun peta
itu dibuat, legenda peta dan sebagainya. Disamping itu juga bisa dianalisa
ketinggian suatu titik (berdasarkan pemahaman tentang kontur), sehingga bisa
diperkirakan cuaca, dan vegetasinya.
2. Mengenal tanda medan ; Disamping tanda pengenal yang terdapat dalam legenda peta, kita dapat menganalisa peta topografi berdasarkan bentuk kontur. Beberapa ciri kontur yang perlu dipahami sebelum menganalisa tanda medan :
* Antara garis kontur satu dengan yang lainnya tidak pernah saling berpotongan
* Garis yang berketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis yang berketinggian lebih tinggi, kecuali diberi keterangan secara khusus, misalnya kawah
* Beda ketinggian antar kontur adalah tetap meskipun kerapatan berubah-ubah
* Daerah datar mempunyai kontur jarang-jarang sedangkan daerah terjal mempunyai kontur rapat.
* Beberapa tanda medan yang dapat dikenal dalam peta topografi:
2. Mengenal tanda medan ; Disamping tanda pengenal yang terdapat dalam legenda peta, kita dapat menganalisa peta topografi berdasarkan bentuk kontur. Beberapa ciri kontur yang perlu dipahami sebelum menganalisa tanda medan :
* Antara garis kontur satu dengan yang lainnya tidak pernah saling berpotongan
* Garis yang berketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis yang berketinggian lebih tinggi, kecuali diberi keterangan secara khusus, misalnya kawah
* Beda ketinggian antar kontur adalah tetap meskipun kerapatan berubah-ubah
* Daerah datar mempunyai kontur jarang-jarang sedangkan daerah terjal mempunyai kontur rapat.
* Beberapa tanda medan yang dapat dikenal dalam peta topografi:
1. Puncak
bukit atau gunung biasanya berbentuk lingkaran kecil, tertelak ditengah- tengah
lingkaran kontur lainnya.
2. Punggungan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk U yang ujungnya melengkung menjauhi puncak
3. Lembahan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk V yang ujungnya tajam menjorok kepuncak. Kontur lembahan biasanya rapat.
4. Saddle, daerah rendah dan sempit diantara dua ketinggian
5. Pass, merupakan celah memanjang yang membelah suatu ketinggian
6. Sungai, terlihat dipeta sebagai garis yang memotong rangkaian kontur, biasanya ada di lembahan, dan namanya tertera mengikuti alur sungai. Dalam membaca alur sungai ini harap diperhatikan lembahan curam, kelokan-kelokan dan arah aliran.
7. Bila peta daerah pantai, muara sungai merupakan tanda medan yang sangat jelas, begitu pula pulau-pulau kecil, tanjung dan teluk
8. Pengertian akan tanda medan ini mutlak diperlukan, sebagai asumsi awal dalam menyusun perencanaan perjalanan
2. Punggungan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk U yang ujungnya melengkung menjauhi puncak
3. Lembahan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk V yang ujungnya tajam menjorok kepuncak. Kontur lembahan biasanya rapat.
4. Saddle, daerah rendah dan sempit diantara dua ketinggian
5. Pass, merupakan celah memanjang yang membelah suatu ketinggian
6. Sungai, terlihat dipeta sebagai garis yang memotong rangkaian kontur, biasanya ada di lembahan, dan namanya tertera mengikuti alur sungai. Dalam membaca alur sungai ini harap diperhatikan lembahan curam, kelokan-kelokan dan arah aliran.
7. Bila peta daerah pantai, muara sungai merupakan tanda medan yang sangat jelas, begitu pula pulau-pulau kecil, tanjung dan teluk
8. Pengertian akan tanda medan ini mutlak diperlukan, sebagai asumsi awal dalam menyusun perencanaan perjalanan
KOMPAS
Merupakan penunjuk arah mata angin dengan ketentuan sudut derajat dari arah utara magnetis bumi. Kompas yang biasa digunakan untuk keperluan navigasi darat adalah kompas bidik dan kompas orienteering.
MENGENAL TANDA MEDAN
Kemampuan mengenal tanda medan sangatlah mutlak untuk dikuasai jika kita hendak melakukan navigasi darat. Tanda-tanda medan dapat dijadikan acuan untuk penentuan lokasi dan pengenalan medan supaya arah perjalanan tidak melenceng hingga terjadi hal-hal buruk seperti tersesat. Tanda-tanda medan dapat dikenali dari bentang alam yang ada di sekitar, misalnya punggungan, puncak bukit, jalan setapak, jalan raya, sungai, tebing, muara, delta, anak sungai, pemukiman, daerah tertentu.
Sumber: mapalhid.blogspot.com
Mengenal Koordinat dan Tutorial Navigasi Darat Basic: Peta
Koordinat
Peta
Topografi selalu dibagi dalam kotak-kotak untuk membantu menentukan posisi
dipeta dalam hitungan koordinat. Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada
peta. Secara teori, koordinat merupakan titik pertemuan antara absis dan
ordinat. Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yakni
perpotongan antara garis-garis yang tegak lurus satu sama lain. Sistem
koordinat yang resmi dipakai ada dua macam yaitu :
1. Koordinat
Geografis (Geographical Coordinate) ; Sumbu yang digunakan adalah
garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus dengan garis khatulistiwa,
dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan garis
khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan
detik. Pada peta Bakosurtanal, biasanya menggunakan koordinat geografis sebagai
koordinat utama. Pada peta ini, satu kotak (atau sering disebut satu karvak)
lebarnya adalah 3.7 cm. Pada skala 1:25.000, satu karvak sama dengan 30 detik
(30″), dan pada peta skala 1:50.000, satu karvak sama dengan 1 menit (60″).
2. Koordinat Grid (Grid Coordinate atau UTM) ; Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak setiap titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik acuan berada disebelah barat Jakarta (60 LU, 980 BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan horizontal dari barat ke timur. Sistem koordinat mengenal penomoran 4 angka, 6 angka dan 8 angka. Pada peta AMS, biasanya menggunakan koordinat grid. Satu karvak sebanding dengan 2 cm. Karena itu untuk penentuan koordinat koordinat grid 4 angka, dapat langsung ditentukan. Penentuan koordinat grid 6 angka, satu karvak dibagi terlebih dahulu menjadi 10 bagian (per 2 mm). Sedangkan penentuan koordinat grid 8 angka dibagi menjadi sepuluh bagian (per 1 mm).
TUTORIAL
NAVIGASI DARAT BASIC : PETA
Pendahuluan
Sebagai
orang yang mengaku dekat dengan alam, pengetahuan peta dan kompas serta cara
penggunaannya mutlak dan harus dimiliki. Perjalanan ke tempat-tempat yang jauh
dan tidak dikenal akan lebih mudah. Pengetahuan bernavigasi darat ini juga
berguna bila suatu saat tenaga kita diperlukan untuk usaha-usaha pencarian dan
penyelamatan korban kecelakaan atau tersesat di gunung dan hutan, dan juga
untuk keperluan olahraga antara lain lomba orienteering. Navigasi darat adalah
suatu cara seseorang untuk menentukan posisi dan arah perjalanan baik di medan
sebenarnya atau di peta, dan oleh sebab itulah pengetahuan tentang kompas dan
peta serta teknik penggunaannya haruslah dimiliki dan dipahami.
Peta
Secara umum,
peta adalah penggambaran dua dimensi(pada bidang datar) keseluruhan atau
sebagian dari permukaan bumi yang diproyeksikan dengan perbandingan/skala
tertentu. Peta sendiri, kemudian berkembang sesuai dengan kebutuhan dan
penggunaannya.Untuk keperluan navigasi darat umumnya digunakan peta topografi.
Peta Topografi
Berasal dari
bahasa yunani, topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti menggambar.
Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama
dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur
mewakili satu ketinggian. Walaupun peta topografi memetakan tiap interval
ketinggian tertentu, namun disertakan pula berbagai keterangan pula yang akan
membantu untuk mengetahui secara l jauh mengenai daerah permukaan bumi yang
terpetakan terseb keterangan-keterangan itu disebut legenda peta.
Legenda peta
antara lain berisi tentang :
a. Judul
Peta
Judul peta
ada dibagian tengah atas. judul peta menyatakan lokasi yang ditunjukkan oleh
peta yang bersangkutan, sehingga lokasi yang berbeda akan mempunyai judul yang
berbeda pula
b. Nomor
Peta
Nomor peta
biasanya dicantumkan diselah kanan atas peta. Selain sebagai nomor regisrtasi
dari badan pembuat, nomor peta juga berguna sebagai petunjuk jika kita memerlukan
peta daerah lain disekitar suatu daerah yang terpetakan. Biasanya di bagian
bawah disertakan pula lembar derajat yang mencantumkan nomor-nomor peta yang
ada disekeliling peta tersebut.
c. Koordinat
Peta
Koordinat
adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan dengan menggunakan
sistem sumbu, yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus. Sistem
koordinat yang resmi dipakai ada dua, yaitu :
1. Koordinat
Geografis
Sumbu yang
digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus
terhadap katulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan)
yang sejajar dengan katulistiwa. Koodinat geografis dinyatakan dalam satuan
derajat, menit, dan detik.
2. Koordinat
Grid
Dalam
koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap
suatu titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik acuan nol terdapat disebelah
barat Jakarta (60 derajat LU, 68 derajat BT). Garis vertikal diberi nomor urut
dari selatan ke utara, sedangkan garis horizontal diberi nomor urut dari barat
ke timur.
Sistem
koordinat mengenal penomoran dengan 6 angka, 8 angka dan 10 angka. Untuk daerah
yang luas dipakai penomoran 6 angka, untuk daerah yang lebih sempit digunakan
penomoran 8 angka dan 10 angka (biasanya 10 angka dihasilkan oleh GPS).
d. Kontur
1. Satu
garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu.
2. Garis
kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi.
3. Garis
kontur tidak berpotongan dan tidak bercabang.
4. Interval kontur
biasanya 1/2000 kali skala peta.
5. Rangkaian
garis kontur yang rapat menandakan permukaan bumi yang curam/terjal, sebaliknya
yang renggang menandakan permukaan bumi yang landai.
6. Rangkaian
garis kontur yang berbentuk huruf “U” menandakan punggungan gunung.
7. Rangkaian
garis kontur yang berbentuk huruf “V” terbalik menandakan suatu lembah/jurang.
e. Skala
Peta
Skala peta
adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal di lapangan.
Ada dua macam cara penulisan skala, yaitu :
1. Skala
angka, contoh : 1:25.000 berarti 1 cm jarak dipeta = 25.000 cm (250 m) jarak
horizontal di medan sebenarnya.
2. Skala
garis, contoh: berarti tiap bagian sepanjang blok garis mewakili 1 km jarak
horizontal.
Legenda Peta
Legenda peta
biasanya disertakan pada bagian bawah peta. Legenda ini memuat simbol-simbol
yang dipakai pada peta tersebut, yang penting diketahui : triangulasi, jalan
setapak, jalan raya, sungai, pemukiman, ladang, sawah, hutan dan lainnya.
BANGUNAN BUATAN MANUSIA
Di
Indonesia, peta yang umumnya digunakan adalah peta keluaran Direktorat Geologi
Bandung, kemudian peta dari Jawatan Topologi, atau yang sering disebut peta AMS
(American Map Service) dibuat oleh Amerika dan rata-rata dikeluarkan pada tahun
1960. Peta AMS biasanya berskala 1:50.000 dengan interval kontur (jarak antar
kontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey
dan Pemetaan Nasional) yang lebih baru, dengan skala 1:50.000 atau 1:25.000
(dengan interval kontur 12,5m).
Peta
keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna.
g. Tahun
Peta
Peta
toografi juga memuat keterangan tentang tahun pembuatan peta tersebut, semakin
baru tahun pembuatannya, maka data yang disajikan semakin akurat.
h. Arah Peta
Yang perlu
diperhatikan adalah arah Utara Peta. Cara paling mudah adalah dengan
memperhatikan arah huruf- huruf tulisan yang ada pada peta. Arah atas tulisan
adalah Arah Utara Peta.Pada bagian bawah peta biasanya juga terdapat petunjuk
arah utara yaitu :
1. Utara
sebenarnya/True North : yaitu utara yang mengarah pada kutub utara bumi.
2. Utara
Magnetis/Magnetic North : yaitu utara yang ditunjuk oleh jarum magnetis kompas,
dan letaknya tidak tepat di kutub utara bumi.
3. Utara
Peta/Map North : yaitu arah utara yang terdapat pada peta.
Kutub utara
magnetis bumi letaknya tidak bertepatan dengan kutub utara bumi. Karena
pengaruh rotasi bumi, letak kutub magnetis bumi bergeser dari tahun ke tahun.
Oleh karena itu, untuk keperluan yang menuntut ketelitian perlu
dipertimbambangkan adanya iktilaf(deklinasi) peta, iktilaf magnetis, iktilaf
peta magnetis, dan variasi magnetis.
1. Deklinasi
Peta:adalah beda sudut antara sebenarnya dengan utara peta. Ini terjadi karena
perataan jarak paralel garis bujur peta bumi menjadi garis koordinat vertikal
yang digambarkan pada peta.
2. Deklinasi
Magnetis: Selisih beda sudut utara sebenarnya dengan utara magnetis
3. Deklinasi
Peta magnetis:Selisih besarnya sudut utara peta dengan utara magnetis bumi.
4. variasi
Magnetis:perubahan/pergeseran letak kutub magnetis bumi pertahun.
Mengetahui
Ketinggian Suatu Tempat
Kadangkala
kita dihadapkan pada kondisi dimana kita harus dapat menentukan ketinggian
suatu tempat,akan tetapi kita tidak mempunyai alat untuk menentukan
ketinggian(altimeter), hal itu dapat diatasi dengan cara :
-Lihat
terlebih dahulu interval peta, lalu hitung ketinggian tempat yang ingin kita
ketahui,
memang ada
rumusan umum interval kontur= 1/2000 skala peta. tetapim rumus ini tidak selalu
benar, beberapa peta topografi keluaran Direktorat Geologi Bandung aslinya
berskala 1:50.000 (interval kontur 25 m), tetapi kemudian diperbesar menjadi
berskala 1:25.000 dengan interval kontur tetap 25 meter.
ALTIMETER
(ALAT PENGUKUR KETINGGIAN)
Pada suatu
kondisi tertentu yang mendesak, misalnya SAR gunung hutan, sering kali peta
diperbanyak dengan cara di foto kopi. Untuk itu, interval kontur peta tersebut
harus tetap ditulis. Peta keluaran Bakosurtanal (1:50.000) membuat kontur tebal
untuk setiap kelipatan 250 meter, atau setiap selang 10 kontur. Seri peta
keluaran AMS (skala 1:50.000) membuat garis kontur tebal untuk setiap kelipatan
100 meter. peta keluaran Direktorat Geologi Bandung tidak seragam ketentuan
ketebalan garis konturnya. Dengan demikian tidak ada ketentuan khusus dan
seragam untuk penentuan garis kontur tebal.
Bila
ketinggian kontur tidak dicantumkan, maka kita harus menghitung ketinggian suatu tempat dengan cara :
1. Cari 2
titik berdekatan yang harganya tercantum
2. Hitung
selisih ketinggian antara kedua titik tersebut. Hitung berapa kontur yang
terdapat antara keduanya (jangan menghitung kontur yang sama harganya bila
kedua titik terpisah oleh lembah).
3. Dengan
mengetahui selisih ketinggian kedua titik tersebut dan mengetahui juga jumlah
kontur yang didapat, dapat dihitung berapa interval konturnya (harus merupakan
bilangan bulat).
4. Lihat kontur terdekat dengan salah satu titik ketinggian (bila kontur terdekat itu berada diatas titik, maka harga kontur itu lebih besar dari titik ketinggian. bila kontur terletak dibagian bawah, harganya lebih kecil). Hitung harga kontuir terdekat itu yang harus merupakan kelipatan dari harga interval kontur yang telah diketahui dari no 3. lakukan perhitungan diatas beberapa kali sampai yakin harga yang didapat untuk setiap kontur benar. Cantumkan harga beberapa kontur pada peta anda agar mudah mengingatnya.
4. Lihat kontur terdekat dengan salah satu titik ketinggian (bila kontur terdekat itu berada diatas titik, maka harga kontur itu lebih besar dari titik ketinggian. bila kontur terletak dibagian bawah, harganya lebih kecil). Hitung harga kontuir terdekat itu yang harus merupakan kelipatan dari harga interval kontur yang telah diketahui dari no 3. lakukan perhitungan diatas beberapa kali sampai yakin harga yang didapat untuk setiap kontur benar. Cantumkan harga beberapa kontur pada peta anda agar mudah mengingatnya.
Titik
Triangulasi
Selain dari garis
kontur, Kita dapat dapat mengetahui tinggi suatu tempat dengan bantuan titk
ketinggian. Titik ketinggian ini biasanya titik Triangulasi, yaitu suatu
titikatau benda berupa pilar/tonggak yang menyatakn tinggi mutlak suatu tempat
dari permukaan laut. Titik triangulasi digunakan oleh jawatan-jawatan topografi
untuk menentukan suatu ketinggian tempat dalam pengukuran ilmu pasti pada waktu
pembuatan peta. Macam titik triangulasi :
- Primer :
P.14/3120 Kuarter : Q.20/1350
- Sekunder :
S.75/1750 Tersier : T.16/975
Mengenal Tanda Medan
Di samping
tanda medan yang terdapat pada legenda. Peta topografi biasa menggunakan
bentuk-bentuk atau bentang alam yang menyolok dilapangan dan mudah dikenali di
peta, yang kita sebut tanda medan. Beberapa tanda medan dapat anda “baca” dari
peta sebelum anda berangkat ke lokasi, tetapi kemudian harus ada cari dilokasi,
tanda-tanda medan itu antara lain :
- puncak
gunung atau bukit, punggungan gunung, lembah antara dua puncak, dan
bentuk-bentuk tonjolan lain yang menyolok.
- lembah
yang curam, sungai, pertemuan anak sungai, kelokan sungai, tebing-tebing di
tepi sungai.
- belokan
jalan, jembatan (perpotongan sungai dengan jalan), ujung desa, simpang jalan.
- bila
berada di pantai, muara sungai akan menjadi tanda medan yang sangat jelas ,
begitu juga tanjung yang menjorok ke laut, teluk-teluk yang menyolok,
pulau-pulau kecil, delta dan sebagainya
- di daerah
daratan atau rawa-rawa biasanya sukar mendapatkan tonjolan permukaan bumi atau bukit-bukit
yang dapat dipakai sebagai tanda medan. Permukaan kelokan-kelokan sungai,
cabang-cabang sungai, muara sungai kecil.
- dalam
penyusuran di sungai, kelokan tajam, cabang sungai, tebing-tebing, delta dan
sebagainya dapat dijadikan sebagai tanda medan.
Pengertian
tanda medan ini mutlak untuk dikuasai. Akan
selalu digunakan pada uraian selanjutnya tentang teknik peta kompas.
Sumber:
mapalhid.blogspot.com
Langganan:
Postingan (Atom)